TARGET Emisi Nol Bersih (NZE) yang dicanangkan pemerintah pada tahun 2060 menjadi perhatian PT Semen Indonesia (SIG) untuk menciptakan bahan bangunan yang ramah lingkungan, sejalan dengan komitmen pemerintah dalam pembangunan rendah karbon.
Direktur Operasi SIG Reni Wulandari mengatakan pihaknya berupaya meningkatkan kapabilitas dengan berinovasi teknologi untuk menghasilkan produk semen hijau dan turunannya. Kami berharap pembangunan infrastruktur dan perumahan di Indonesia dapat semakin ramah lingkungan dan membantu mengurangi dampak pemanasan global.
“Komitmen kami adalah menjadi bagian dari solusi. Oleh karena itu, kami menetapkan strategi, inisiatif, dan target-target dalam Peta Jalan Keberlanjutan SIG 2030 yang menjadi panduan perusahaan dalam transformasi menuju industri hijau dan berkontribusi mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan,” ujar Reni dikutip dari keterangan yang diterima pada Selasa (1/10).
Baca juga : Perusahaan Baja Ini Dukung Transformasi Industri Hijau Nasional
Ia menambahkan, melalui penerapan prinsip-prinsip kemiskinan secara disiplin, SIG mampu menghasilkan produk inovatif dan rendah karbon yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan di tengah situasi global saat ini.
“SIG mengimplementasikan prinsip ekonomi sirkular untuk menciptakan proses produksi yang berkelanjutan. Salah satunya diwujudkan dalam penggunaan bahan bakar alternatif yang berasal dari sampah perkotaan yang diolah menjadi bahan bakar yang berasal dari sampah (RDF), limbah industri, dan biomassa, yang menggantikan hingga 20% penggunaan bahan bakar fosil (batu bara) dalam proses produksi semen,” terang Reni.
Melalui inisiatif ini, tambah dia, SIG tidak hanya memanfaatkan limbah yang sebelumnya tidak memiliki nilai, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam dalam produksi semen.
Baca juga : Kendaraan Listrik Wujudkan Gerakan Dekarbonisasi di Sektor Kesehatan
Ia juga mengungkapkan, SIG mengambil langkah aktif dalam upaya transisi energi dengan mengimplementasikan energi baru terbarukan (EBT) di wilayah operasionalnya. Pengaplikasian panel surya dan optimalisasi gas panas buang melalui pembangkit listrik pemulihan limbah panas (WHRPG) menjadi bagian dari strategi SIG untuk mempercepat penurunan emisi karbon.
“Pada tahun 2023, SIG mencatat peningkatan penggunaan bahan bakar dan bahan baku alternatif sebesar 1,65 juta ton di seluruh pabrik. Selain itu, SIG berhasil mengurangi emisi GRK dari mencakup 1 sebanyak 4,9 juta ton dibandingkan garis dasar tahun 2010, serta menurunkan emisi seluas 2 sebesar 0,15 juta ton. Inisiatif ini mencerminkan dedikasi SIG dalam mendukung agenda perubahan iklim dan membantu pembangunan dengan lebih baik,” tutur Reni.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Perusahaan SIG, Vita Mahreyni mengatakan saat ini SIG juga meningkat keunggulan operasional dan upaya-upaya untuk mendorong penggunaan EBT di setiap tahapan proses produksi untuk percepatan pencapaian target Emisi Nol Bersih 2060.
“Penggunaan energi bersih seperti panel surya diharapkan akan meningkatkan porsi penggunaan EBT dan mendukung tercapainya target perusahaan dalam menurunkan intensitas emisi CO2 meliputi 2 yang merupakan emisi tidak langsung dari penggunaan energi listrik seperti tertuang dalam Peta Jalan Keberlanjutan SIG, sehingga mampu meningkatkan kontribusi positif bagi program transisi energi pemerintah,” pungkas Vita. (E-2)